Berita Dunia Terbaru, London : Sewaktu hamil, dalam kandungan pasti terbentuk sebuah organ yang disebut plasenta. Organ ini berfungsi sebagai tali penghubung antara ibu dan janin sekaligus menentukan pertumbuhan dan perkembangan dari si janin kelak.
Dari sekian banyak jumlah kelahiran, mayoritas yang menangani proses persalinan pasti akan langsung memotong plasenta yang menggantung di perut bayi. Ternyata, kebiasaan ini akan menyebabkan sang buah hati berisiko kekurangan zat besi.
Seperti dilansir Daily mail, Jumat (12/7/2013), WHO menyarankan agar setelah proses kelahiran plasenta tidak langsung dipotong, melainkan dibiarkan menggantung selama 3 menit dan barulah dipotong. Tujuannya adalah agar darah yang berada dalam plasenta dapat mengalir ke bayi dan memungkinkan bayi Anda lahir lebih sehat wal afiat.
Penyataan tersebut juga didukung oleh sebuah penelitian yang melibatkan 3.911 wanita beserta dengan bayinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penundaan pemotongan plasenta tidak akan menimbulkan risiko pendarahan pada ibu. Justru sebaliknya, bayi akan memiliki kadar hemoglobin dan kadar zat besi yang lebih tinggi. Selain itu, bayi juga akan memiliki berat badan yang lebih proporsional.
Dr. Philippa Middleton dari Universitas Adelaide berkata, "Penundaan pemotongan plasenta setelah kelahiran telah memberikan bukti terhadap peningkatan konsentrasi hemoglobin dan kadar zat besi pada bayi. Untuk itu, menunda untuk memotong plasenta pada bayi tampaknya sangat dibenarkan."
Ia melanjutkan bahwa masyarakat harus mempertimbangkan metode ini karena secara tidak langsung dapat meminimalisir resiko bayi mengidap penyakit kuning.
Dari sekian banyak jumlah kelahiran, mayoritas yang menangani proses persalinan pasti akan langsung memotong plasenta yang menggantung di perut bayi. Ternyata, kebiasaan ini akan menyebabkan sang buah hati berisiko kekurangan zat besi.
Seperti dilansir Daily mail, Jumat (12/7/2013), WHO menyarankan agar setelah proses kelahiran plasenta tidak langsung dipotong, melainkan dibiarkan menggantung selama 3 menit dan barulah dipotong. Tujuannya adalah agar darah yang berada dalam plasenta dapat mengalir ke bayi dan memungkinkan bayi Anda lahir lebih sehat wal afiat.
Penyataan tersebut juga didukung oleh sebuah penelitian yang melibatkan 3.911 wanita beserta dengan bayinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penundaan pemotongan plasenta tidak akan menimbulkan risiko pendarahan pada ibu. Justru sebaliknya, bayi akan memiliki kadar hemoglobin dan kadar zat besi yang lebih tinggi. Selain itu, bayi juga akan memiliki berat badan yang lebih proporsional.
Dr. Philippa Middleton dari Universitas Adelaide berkata, "Penundaan pemotongan plasenta setelah kelahiran telah memberikan bukti terhadap peningkatan konsentrasi hemoglobin dan kadar zat besi pada bayi. Untuk itu, menunda untuk memotong plasenta pada bayi tampaknya sangat dibenarkan."
Ia melanjutkan bahwa masyarakat harus mempertimbangkan metode ini karena secara tidak langsung dapat meminimalisir resiko bayi mengidap penyakit kuning.
Post a Comment